AKU SUDAH BOSAN
Dengarkan suaraku kali ini, cerna segala kalimat yang akan ku beri
aku bosan, aku bosan.
aku sudah bosan kalah,
aku sangat bosan mengalah,
aku bosan jatuh sendiri
setelah dia yang selalu ku rindui kini berpindah di lain sisi
aku lelah,
aku marah,
aku berdarah.
dari kejatuhanku kali ini aku merasa di belakangku hanyalah sebuah ruang kosong,
tiada siapa siapa lagi,
tiada apa apa lagi,
dan tiada apapun lagi.
mereka yang ku sayangi hilang memudar di genggamanku setelah sebelumnya meludahi,
mereka yang katanya mengerti mulai berlari pergi tanpa peduli.
membuatku sadar sebenarnya aku tak punya teman.
aku ingin tersenyum untuk mengurangi rasa nyeri tapi logika ku seakan menolak segala imajinasi yang tersusun rapi tentang kebahagiaan saling memiliki
haruskah aku maju lalu kemudian jatuh lagi
ataukah mudur lalu di injak injak lagi
kemana aku harus pergi
mampukah aku berlari
bolehkah aku diam saja di sini
bolehkah aku terlelap sambil berdiri
tanpa rasa
tanpa suara
tanpa cahaya
hanya suara nafasku yang ku dengar di ruangan gelap nan sempit ini
ketika aku menari sendiri di iringi gitar yang sudah tak bertali ataupun ketika aku tertawa padahal tak ada sedikitpun suara
apakah ada di antara mereka yang sudi bertanya apakah aku akan baik baik saja?
tiba tiba mereka bisu, mereka gagu
dunia sudah hampir mati, manusia sudah lupa di mana meletakan hati.
roda kehidupan tetap berputar meskipun aku hanya diam saja di sini.
tak ada yang berubah meskipun aku berulah
LALU APA GUNANYA AKU ADA DI SINI?
aku bosan berpura pura lagi,
aku bosan tersenyum sambil mengepalkan jemari,
aku bosan merangkul padahal hati ingin memukul.
aku bosan terlihat ramah padahal hati penuh amarah
aku bosan tertawa padahal batin terasa lara sangat menyiksa
dari semuanya itu aku sangat muak ketika mereka datang menceritakan deritanya sendiri, padahal akulah orang yang lebih menderita
aku jengah ketika mereka datang meminta bantuan padahal akulah seseorang yang butuh pertolongan.
hai tuan tuan
sekarang putar tubuh mu dan dengarkan aku
aku juga manusia
aku punya rasa
aku punya luka
aku juga punya telinga
tapi mengapa kalian manulikan telinga ketika aku berbicara, lalu pergi sambil memalingkan muka
mengapa orang- orang yang ku kenali tak pernah sempat aku kenali
mengapa aku mempercayai ketika yang mereka lakukan adalah mengkhianati
yang ku tahu sekarang, aku adalah satu satunya teman untuk diriku sendiri
JADI BAGAIMANA JIKA SEMUANYA ENYAH SAJA!!
aku bosan, aku bosan.
aku sudah bosan kalah,
aku sangat bosan mengalah,
aku bosan jatuh sendiri
setelah dia yang selalu ku rindui kini berpindah di lain sisi
aku lelah,
aku marah,
aku berdarah.
dari kejatuhanku kali ini aku merasa di belakangku hanyalah sebuah ruang kosong,
tiada siapa siapa lagi,
tiada apa apa lagi,
dan tiada apapun lagi.
mereka yang ku sayangi hilang memudar di genggamanku setelah sebelumnya meludahi,
mereka yang katanya mengerti mulai berlari pergi tanpa peduli.
membuatku sadar sebenarnya aku tak punya teman.
aku ingin tersenyum untuk mengurangi rasa nyeri tapi logika ku seakan menolak segala imajinasi yang tersusun rapi tentang kebahagiaan saling memiliki
haruskah aku maju lalu kemudian jatuh lagi
ataukah mudur lalu di injak injak lagi
kemana aku harus pergi
mampukah aku berlari
bolehkah aku diam saja di sini
bolehkah aku terlelap sambil berdiri
tanpa rasa
tanpa suara
tanpa cahaya
hanya suara nafasku yang ku dengar di ruangan gelap nan sempit ini
ketika aku menari sendiri di iringi gitar yang sudah tak bertali ataupun ketika aku tertawa padahal tak ada sedikitpun suara
apakah ada di antara mereka yang sudi bertanya apakah aku akan baik baik saja?
tiba tiba mereka bisu, mereka gagu
dunia sudah hampir mati, manusia sudah lupa di mana meletakan hati.
roda kehidupan tetap berputar meskipun aku hanya diam saja di sini.
tak ada yang berubah meskipun aku berulah
LALU APA GUNANYA AKU ADA DI SINI?
aku bosan berpura pura lagi,
aku bosan tersenyum sambil mengepalkan jemari,
aku bosan merangkul padahal hati ingin memukul.
aku bosan terlihat ramah padahal hati penuh amarah
aku bosan tertawa padahal batin terasa lara sangat menyiksa
dari semuanya itu aku sangat muak ketika mereka datang menceritakan deritanya sendiri, padahal akulah orang yang lebih menderita
aku jengah ketika mereka datang meminta bantuan padahal akulah seseorang yang butuh pertolongan.
hai tuan tuan
sekarang putar tubuh mu dan dengarkan aku
aku juga manusia
aku punya rasa
aku punya luka
aku juga punya telinga
tapi mengapa kalian manulikan telinga ketika aku berbicara, lalu pergi sambil memalingkan muka
mengapa orang- orang yang ku kenali tak pernah sempat aku kenali
mengapa aku mempercayai ketika yang mereka lakukan adalah mengkhianati
yang ku tahu sekarang, aku adalah satu satunya teman untuk diriku sendiri
JADI BAGAIMANA JIKA SEMUANYA ENYAH SAJA!!
Karawaci, 08 September 2019
Ahyar Arjo